Mahirtransaksi.com – Banyak Seller yang frustasi bahkan memutuskan pensiun dini berjualan online karena omzet penjualan Shopee menurun. Tentu banyak hal yang dapat menyebabkan Omzet penjualan yang terus menurun.
Oleh karena itu, setiap penjual wajib memiliki trik tersendiri agar dapat bertahan dengan kondisi persaingan yang tinggi dan daya beli yang terus berkurang.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai trik bertahan jualan di Shopee saat pandemi seperti ini, kamu wajib tahu apa – apa saja penyebab penjualan Shopee menurun.
Penyebab Penjualan Shopee Menurun Dan Solusinya
Perlu kamu ketahui bahwa penjualan yang terus menurun tidak selamanya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti daya beli yang rendah maupun tingkat persaingan yang tinggi.
Bagi para Seller Shopee yang sudah terbiasa dengan volume orderan yang sehari-harinya cukup tinggi adakalanya mengalami penurunan penjualan yang signifikan, ini dapat dilihat pada dasbor Seller yang ada pada Seller Centre Shopee.
Apalagi saat maraknya kasus pandemi Covid – 19, sangat berdampak pada daya beli masyarakat baik secara online maupun secara offline.
Oleh karena itu, banyak penjual baru bahkan penjual lama yang terpaksa ‘gulung tikar’ karena tidak ingin terus merugi akibat penurunan omzet penjualan.
Terdapat kesalahan Seller yang juga sangat berpengaruh terhadap naik turunnya omzet penjualan online. Berikut beberapa penyebab penjualan Shopee yang terjadi akhir – akhir ini :
1. Kompetisi Yang Dinamis
Di Shope ada ribuan penjual aktif yang selalu rajin menaikkan produknya, jika kamu kurang inovatif dalam memasarkan produkmu maka penjualan yang dulunya sudah rutin bisa-bisa diambil alih pasarnya oleh kompetitormu.
Ketika kamu bersantai dan fokus dengan tampilan produkmu saja ini tidak akan berjalan efektif. Banyak penjual di luar sana yang tampilan produknya biasa-biasa saja namun omzet penjualannya terus meroket. Maka coba sering – sering observasi juga para kompetitormu.
Cara mengatasinya :
Bukan berarti mempercantik tampilan produk itu salah, tetapi coba prioritaskan mana yang lebih penting terlebih dahulu.
Amati pola pergerakan pasar arahnya kemana dan coba tambahkan variasi produkmu, sesekali berikan diskon dan amati kembali penjualan setelah beberapa saat kemudian. Jangan lupa, semakin kamu bersantai akan semakin banyak yang menyalipmu.
2. Jarang Evaluasi Produk Shopee
Barangkali kamu terlalu fokus dengan produk utama yang paling laris di tokomu. Padahal sebenarnya produk yang kamu tawarkan banyak, namun produk-produk yang lama itu tidak pernah laku.
Ada satu kesalahan fatal yang sering dilakukan penjual, yaitu memasukkan produk sebanyak banyaknya dengan harapan penjualan bisa meningkat, ya secara kuantitas memang meningkat, tapi kalau ketiban ada yang order namun stock-nya kosong.
Banyak tidak menyadari bahwa hanya dengan 1 produk saja kita bisa menjadi Star Seller, dengan catatan produk yang dijual memang di optimasi dengan baik baik riset kata kunci judul / Deskripsi maupun riset persaingan yang tepat sasaran.
Cara mengatasinya :
Kurangi produk-produk yang kurang efisien, dan optimasi produk-produk yang memiliki potensi bagus. Mainkan variasi dan riset ulang kembali pasarnya. Siapa tahu rejeki omsetmu ada disana.
3. Tidak Fokus Berjualan
Saat penjualan sedang bergairah, ternyata karena terlalu sibuk sampai menolak pesanan beberapa kali dalam waktu yang berdekatan, tanpa sadar tokomu sudah terlalu banyak mendapatkan skor +1 sehingga berujung penalti. Akhirnya badge Star Seller pada tokomu dicabut Shopee.
Kalau sudah begini tokomu tidak bisa mengikuti program gratis ongkir, dan paling parahnya produkmu juga ditangguhkan dari kategori produk. Secara otomatis calon pelangganmu tidak bisa melihat produkmu yang berujung pada penurunan penjualan secara drastis.
Cara mengatasinya :
Jangan pernah menolak pesanan, karena sangat beresiko menurunkan performa tokomu. Jika perfoma toko menurun, pastilah penjualan akan ikut menurun.
Kalau sudah terlanjur demikian, tidak ada jalan lain kamu harus menunggu sampai 30 hari kedepan agar tokomu kembali pulih.
Setelah pulih pun badge Star Seller tidak langsung kembali, melainkan di evaluasi kembali beberapa bulan agar kembali seperti sediakala. Solusi sementara adalah dengan beriklan untuk menaikkan produk, agar omzet penjualan tidak benar benar kandas total.
4. Sulit Membaca Situasi Pasar
Biasanya penjualan memang menurun karena faktor situasional. Contohnya sehabis event besar-besaran Harbolnas Shopee 12.12 memang volume penjualan normalnya akan menurun.
Atau bisa juga terjadi akibat masa lebaran sudah berakhir, anak-anak masuk sekolah dan sebagainya.
Dengan memahami pola-pola seperti ini kamu bisa memprediksi kapan kamu harus gas penuh dan kapan bisa bersantai atau kapan harus memasang iklan kapan harus berhenti dan menganalisa.
Tentu tidak semua Seller menyadari pentingnya mengatur waktu timing yang tepat saat berjualan.
Cara mengatasinya :
Kalau sudah dekat musimnya event besar harbolnas atau jelang lebaran, pastikan tokomu memiliki stok yang cukup dan karyawan yang aktif.
Hindari sebisa mungkin menolak pesanan pada saat arus sedang deras-derasnya, karena mungkin pada bulan – bulan selanjutnya penjualan Shopee bisa menurun.
5. Penurunan Daya Beli Secara Global
Misalnya saat pandemi seperti sekarang, banyak orang yang mengurangi pengeluarannya karena memang pemasukannya sedikit atau bahkan tidak ada.
Banyak yang kehilangan pekerjaan sehingga angka pengangguran semakin bertambah. Secara berantai ini menurunkan daya beli masyarakat, yang dulunya sering belanja, kini sering berhemat.
Kenaikan bahan pokok juga bisa menjadi pemicu, utamanya masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan primer ketimbang tersier, otomatis penjualan tokomu ikut terimbas.
Disamping itu ada faktor lain seperti kenaikan BBM, biaya produksi dan sebagainya juga berpotensi menurunkan omset penjualan toko.
Cara mengatasinya :
Sebenarnya tidak ada solusi yang benar-benar efektif untuk masalah ini. Jika ini terjadi hal mungkin kami sarankan adalah mengubah produk toko ke barang fast moving alias cepat laku, misalnya produk primer kebutuhan sehari-hari.
6. Penurunan Minat Belanja Online
Ini bisa terjadi jika banyak kasus terjadi pada mayoritas penjual – penjual online yang menjual produknya tanpa kepuasan pelanggan yang baik. Padahal detail – detail seperti ini sangat penting dalam mendukung keberhasilan berjualan online.
Misalnya hal – hal sepele seperti barang kurang lengkap yang dikirimkan namun tidak ditanggapi, skandal penjual online yang viral di media sosial yang mengakibatkan turunnya kepercayaan terhadap penjual yang berimbas kepada keseluruhan ekosistem Marketplace.
Dan pada akhirnya ini akan menyebabkan jualan Shopee sepi. Yap, ini berdampak pada keseluruhan ekosistem. Artinya berdampak secara luas.
Sebagai contoh ada berita tentang kebocoran data pada Tokopedia pada tahun 2020 silam, tentu hal ini akan menurunkan kepercayaan pembeli terhadap Marketplace tersebut.
Cara mengatasinya :
Introspeksi mulai dari toko sendiri. Sebaiknya pantengin produkmu yang ratingnya rendah, terutama banyak bintang 1 nya.
Coba evaluasi apa yang menyebabkan dan perbaiki terus performanya. Ini akan berdampak baik ke reputasi tokomu, dan keseluruhan ekosistem. Dan jangan terpaku pada penjualan online, tidak ada salahnya mengembangkan sayap ke dunia offline.
7. Produk Shopee Tidak Update
Tanpa disadari melakukan update produk secara rutin sangat penting untuk meningkatkan Exposure toko.
Kamu dapat memanfaatkan Google Trend untuk mencari produk yang paling banyak dicari saat ini. Dengan begitu, kamu dapat melihat potensi pasar untuk meraup keuntungan.
Selain itu, update variasi juga tidak kalah penting. Misalnya Toko mu menjual produk khusus Jersey sepak bola. Maka melengkapi seluruh variant seperti sepatu, jaket, kaos kaki, topi dan aksesoris lainnya merupakan langkah yang tepat.
Cara mengatasinya :
Update produk secara berkala. Tentukan waktu khusus untuk melakukan optimasi produk mulai dari penggantian jenis dan variasi produk dan pengubahan judul dan deksripsi produk.
Gunakan tools – tools yang tersedia di Google seperti Google Trends atau Search Shopee autocomplete.
8. Malas Bereksplorasi
Eksplorasi dalam arti singkat adalah proses analisa toko dan produk untuk memberikan kesan paling menarik kepada pembeli. Berikut beberapa rangkuman point – point yang harus kamu eksplor :
- Apakah tampilan toko saya menarik?
- Apakah ‘Branding’ toko saya sudah tepat?
- Apakah foto produk saya sudah ‘Eye Cathy?’
- Toko saya sudah lebih baik dari toko competitor?
- Apa yang harus saya ‘improve’ agar pembeli mau berbelanja di toko saya?
Jika kamu tidak jeli melihat point ini, tentu toko kamu akan ditinggalkan karena tidak sesuai dengan selera pembeli khususnya di Marketplace Shopee.
Cara mengatasinya :
Dengan beberapa point diatas, kamu dapat melakukan checklist point mana saja yang sudah kamu perbaharui. Kamu dapat melihat toko Kompetitor untuk menentukan ide atau memanfaatkan jasa riset yang tersedia.
9. Tidak Riset Produk & Kompetitor Di Shopee
Hampir seluruh Seller baru tidak menyadari pentingnya Riset kata kunci dalam proses penjualan Shopee. Tidak sedPenikit pula yang mengatakan jualan di Shopee rugi karena kesalahan fatal ini.
Riset Shopee ini terdiri atas riset nama toko, riset judul produk dan riset hashtag (#) sangat penting untuk meningkatkan penjualan Shopee. Kamu dapat membaca ulasan lengkap cara riset kata kunci Shopee ini untuk mengetahuinya.
Sebaiknya lakukan riset :
- Sebelum membuat toko untuk menentukan nama dan username toko yang tepat. Dengan nama dan username toko yang tepat akan sangat berguna untuk proses branding jangka panjang.
- Sebelum membuat judul dan deskripsi produk.
- Sebelum membuat Hashtag dalam deskripsi produk.
Solusi Orderan Shopee Menurun
Untuk mengatasi penjualan Shopee menurun terus, tentu membutuhkan riset penyebab Exposure toko-mu menurun. Kamu dapat menganalisa apa penyebabnya terlebih dahulu.
Jika kamu telah menemukan titik permasalahannuya, selanjutnya tinggal melakukan perubahan atau sekedar meningkatkannya.
Ada beberapa solusi mengatasi orderan Shopee yang menurun seperti meningkatkan promosi di Shopee maupun sosial media, rebranding produk, analisa toko kompetitor atau aktifkan fitur gratis ongkir XTRA di Shopee.
Namun sebagai pondasi dasar, kamu harus mengetahui strategi dan rahasia penjual di Shopee agar orderan meningkat kembali.
Gunakan Strategi Jualan Di Shopee
Untuk menjelaskan solusi yang lebih kompleks. Kamu dapat melihat 15 strategi jualan di Shopee ini untuk meningkatkan penjualan Shopee kamu :
- Dekorasi Toko Unik.
- Branding Nama & Username Toko.
- Branding Toko.
- Optimasi Foto Produk.
- Tingkatkan Persentasi Chat Di Balas.
- Lengkapi Informasi Produk.
- Aktifkan Fitur Gratis Ongkir Shopee.
- Aktifkan Fitur COD Shopee.
- …+7 Strategi lainnya.
Semua penjelasan masing – masing point diatas sudah saya rangkum lebih lengkap Disini.
Dengan ke strategi ini, niscaya omzet penjualan kamu akan meningkatkan jika kamu mengaplikasikannya dengan baik di Toko kamu.
Intip Rahasia Jualan Di Shopee
Trik jitu jualan di Shopee lebih rinci berhubungan dengan :
- Kunjungan (Traffic).
- Iklan (Promosi).
- Menghitung Metriks.
- Optimasi (SEM).
Penjelasan lengkap poin – poin diatas sudah saya rangkum di ulasan rahasia jualan di Shopee ini. Selanjutnya kamu dapat menerapkan kelima rahasia ini untuk meningkatkan Exposure toko. Dan yang terpenting meningkatkan penjualan Shopee yang sebelumnya menurun dengan cepat.
Survive Saat Penjualan Di Shopee Menurun
Disamping semua penyebab dan cara mengatasi penjualan Shopee menurun diatas, tentu yang paling penting adalah Konsistensi.
Karena pada dasarnya meningkatkan penjualan Shopee membutuhkan waktu. Kamu dapat melihat perkembangan penjualan toko secara berkala di halaman Seller Centre.
Baca Juga : 7 Cara Jualan Di Shopee Untuk Pemula [Panduan Lengkap]
Tetapi dibalik itu semua, kamu harus tetap survive saat penjualan di Shopee menurun karena hal tersebut memang biasa terjadi di kalangan seller. Dengan melakukan berbagai tips diatas, maka niscaya orderan dan penjualan di Shopee kamu akan meningkat kembali.
Jika kamu punya saran-saran yang ingin di tambahkan silahkan berikan masukan di kolom komentar ya, terima kasih telah membaca.
Selamat mencoba !